“Tidak, cuma mau tanya sesuatu, boleh tidak, Bang?” ucapnya. “Ya, tentu saja boleh, apa dia?!” jawabku. Aku mulai salah tingkah, entah apa yang akan
“Tidak, cuma mau tanya sesuatu, boleh tidak,
Bang?” ucapnya.
“Ya, tentu saja boleh, apa
dia?!” jawabku. Aku mulai salah tingkah, entah apa yang akan ditanyakan oleh
Dewi. Apakah ia akan menanyakan “apakah aku mencintainya?” atau “apakah aku
menyukainya?” atau “kapan abang akan melamarku?” atau .... atau... aku menjadi
bingung dan agak grogi.
“Ndak,,, Dewi hanya mau tanya, tapi dibisikin ya”, katanya sambil
menatap wajahku. Aku menjadi malu dan hatiku berdebar-debar, apakah apa yang
aku pikirkan akan menjadi nyata.
“Mana kupingnya, sini” katanya
sambil menarik kupingku.
“Dengar ya, yang serius...”
imbuhnya. Aku mengangukkan kepalaku. Lalu Dewi pun membisikkan sesuatu
ditelingaku. Setelah Dewi membisikkan sesuatu ditelingaku hanya diam dan agak
sedikit kecewa. Wajahku murunggggggg.... kecewa.... Kenapa?
Dewi membisikkan ditelingaku
katanya “Bang, pernahkah Abang kentut di dalam air ketika mandi”. Itulah
pertanyaan Dewi kepadaku. Melihat reaksi wajahku seperti itu, Dewi pun menjadi
tidak enak. Ia bertanya kepadaku.
“Ada apa, Bang...?!” tanyanya
sambil memalingkan wajahku ke arahnya.
“Tidak...!”, jawabku singkat.
Ternyata apa yang aku pikirkan tidak menjadi kenyataan. Aku terlalu berharap
dan terlalu bodoh menginginkan semua itu yang tidak mungkin akan terjadi.
Seharusnya aku bercermin dulu, sadari diri-sendiri.
“Bang...Kenapa? ada yang salah
dengan ucapan Dewi? Jika ada yang salah, Dewi mohon maaf, Bang...!”, kata Dewi
sambil memegang tanganku. Aku menarik tanganku.
“Tidak, Abang hanya terharu saja, ternyata kamu bisa juga bergurau ya...
Apakah Abang pernah kentut di dalam air ketika mandi. Jika Dewi,
Post A Comment:
0 comments so far,add yours