Novel Surat Cinta Dari Surga Jilid 15
“Yang mana PR-nya coba tunjukkan kepada
Abang”, mintaku pada Dewi. Dewipun membuka-buka buku LKS Matematikanya.
“Ini Bang, latihan satu hanya
sepuluh soal, Bang”, katanya sambil memperlihatkan soal itu padaku. Akupun
memperhatikan soal-soal itu dengan seksama sekali. Keningku berkerut-kerut
melihat soal itu yang amat sulit bagiku.
“Susah juga ya soalnya, tapi
tidak apa, kita coba-sama-sama ya. Jika Abang tidak tahu Dewi yang bantu, ya”,
kataku kepada Dewi dengan semangat dan yakinnya. Seolah-olah akulah yang
terpintar di matanya. Padahal hanya beberapa soal yang aku mengerti.
Waktu terus berjalan, tidak
terasa sudah satu jam Dewi di rumahku. Kami mengerjakan PR itu dengan semangat
sekali sambil bercanda gurau sedikit-sedikit (colek-colek, cubit-cubit). Tidak
lama kemudian, kudengar Dewi mengatakan sesuatu dari mulut yang manis serta
bibirnya yang “wah”.
“Bang, haus ni”, ucapnya
sambil menoleh ke arahku.
“Hausss....?”, jawabku kaget.
“Kok gitu sih!”, katanya
padaku sambil memukul bahuku.
“Iya... iya... maaf, Wi...
Abang lupa, bentar ya, Abang ambilkan air dulu”, ucapku sambil meninggalkan
Dewi ke dapur. Aku mengambil air seketel dan dua gelas kaca warna putih.
Kemudian akupun menemuinya di ruang tamu.
“Nahhh, ini airnya sudah Abang
bawa dengan ketel-ketelnya. Pasti haus Dewi akan hilang dengan segera. Dewi
boleh minum sepuas-puasnya”, kataku kepadanya.
“Bang... Bang..., kenapa
ketel-ketelnya dibawa juga ke sini! Dasar orang laki tidak tahu melayani tamu”,
kata Dewi sambil menjulurkan lidahnya kepadaku.
Post A Comment:
0 comments so far,add yours